Buton dikenal dalam Sejarah Indonesia karena tercatat dalam naskah Nagara kertagama karya Prapanca pada tahun 1365 Masehi dengan menyebut Buton atau butuni sebagai Negeri (Desa) Keresian atau tempat tinggal para resi dimana terbentang taman dan didirikan lingga serta saluran air. Nama Pulau Buton sendiri telah dikenal telah dikenal sejak zaman pemerintahan Majapahit. Nama Pulau Buton disebutkan dalam Sumpah Palapa oleh Patih Gajah Mada.
Buton menjadi sebuah Kerajaan pertama kali dirintis oleh kelompok Mia Patamiana yang terdiri dari Sipanjongan, Simalui, Sitamanajo, dan Sijawangkati yang berasal dari Semenanjung Tanah Melayu pada akhir abad ke-13. Kelompok tersebut membangun perkampungan yang dinamakan Wolio yang saat ini berada di Wilayah Kota Baubau serta membentuk sistem pemerintahan tradisional dengan menetapkan 4 Limbo (Empat wilayah kecil) yaitu Gundu-gundu, Barangkatopa, Peropa dan Baluwu yang masing-masing wilayah dipimpin oleh seorang Bonto sehingga lebih dikenal dengan Patalimbona. Selain bertugas sebagai kepala wilayah, keempat orang Bonto tersebut juga bertugas sebagai pelakasana dalam mengangkat dan menetapkan seorang Raja. Di Buton juga telah berdiri beberapa Kerajaan kecil seperti Tobe-tobe Kamaru, Walabula, Todanga dan Batauga. Atas jasa Patalimbuna, Kerajaan-kerajaan tersebut kemudian bergabung dan membentuk kerajaan baru yaitu kerajaan Buton dan menetapkan Wa Kaa Kaa (seorang wanita bersuamikan Si Batara seorang turunan bangsawan Kerajaan Majapahit) menjadi Raja I pada tahun1332 setelah mendapat persetujuan dari keempat orang Bonto/Patalimbona (Hampir sama dengan lembaga legislatif).
Dalam periodisasi Sejarah Buton telah mencatat dua Fase penting yaitu masa Pemerintahan Kerajaan sejak tshun 1332 sampai pertengahan abad ke-16 dengan diperintah oleh 6 (enam) orang Raja diantaranya 2 orang Raja perempuan yaitu Wa Kaa Kaa dan Bulawambona. Kedua Raja ini merupakan bukti bahwa sejak masa lalu derajat kaum perempuan sudah mendapat tempat yang istimewah dalam masyarakat Buton. Fase kedua adalah masa pemerintahan Kesultanan sejak masuknya agama Islam di Kerajaan Buton pada tahun 948 Hijriah (1542 Masehi) bersamaan dilantiknya Laki La Ponto sebagai Sultan Buton I dengan gelar Sultan Murhum Kaimuddin Khalifatul Khamis sampai pasa Muhamad Falihi Kaimuddin sebagai Sultan Buton ke-38 yang berakhir tahun 1960.
Sejarah Buton Wolio Part 1
Sejarah Buton Wolio Part 2